Saturday, March 31, 2012


WINKY WIRYAWAN, AKTING = ORGASME







Sedari kecil terbiasa melihat ibunya bermain teater dan sepanggung dengan pelakon legendaris almarhum Hary Roesli, tidak serta merta membuat Winky Wiryawan langsung jatuh hati dengan dunia seni peran. Sebaliknya, Winky baru jatuh cinta dengan dunia ini tatkala berperan sebagai Ardi dalam Mengejar Matahari.

Namun ternyata film itu bukanlah film pertamanya, Winky mengakui kalau terjunnya ke dunia akting karena tidak sengaja bertemu dengan Sutradara Jose Purnomo dan Mas Eko. ”Mereka tanya Kamu mau main film nggak?”, aku jawab ”nggak”, mereka kaget dan bilang ”pede gila, kamu !”. Ya waktu itu kan aku masih kuliah nah setelah aku pikir-pikir aku terima juga”. 

Dan akhirnya Winky pun bertemu dengan Sutradara Rizal Mantovani yang menawarinya maen di film Jelangkung. Selanjutnya ia juga didaulat untuk bermain kembali di sekuel film tersebut yang berjudul Tusuk Jelangkung. Namun baru di film kelima Winky membuka mata dan melihat seni peran lebih dari apa yang selama ini ia pikirkan. Film Mengejar Mataharimembuatnya jatuh cinta dengan dunia seni peran. Winky juga mengakui setelah itu ia jadi banyak belajar tentang akting. Mulai dari mengoleksi film indie, mengikuti kursus akting, dan tentu saja belajar dari para seniornya.“akting, ternyata adalah sebuah ilmu eksak juga, sesuatu yang dipelajari dan bukan hanya kebetulan-kebetulan, wah seru banget deh pokoknya, membuat aku jadi berani mengambil peran-peran yang beda” 

Dalam film Mengejar Matahari ada satu scene yang sangat dia sukai, yaitu saat kematian Apin (Udjo,red). ”Pas si Apin mati seharusnya di script tuh 3 halaman, tapi waktu itu nggak etis saja di benak aku kok ada orang kematian berantem di tempat. Nah itu yang aku suka dari sutradaranya, dia membolehkan saja aku waktu itu bilang, bang boleh nggak kalau aku diem saja, tapi mata aku menatap ke Ozy dalem marah ke Damar karena temannya jadi mati. Kalau kalian berdua bisa melakukan itu, nih script 3 halaman aku buang. Dan akhirnya kita melakukannya, satu take, dua take sampai akhirnya sutradaranya tepuk tangan”

Selain belajar dari lingkungannya, Winky juga mengamati para artis yang aktingnya bagus ataupun produser yang menghasilkan karya spektakuler. Semua itu membuatnya penasaran bagaimanakah cara orang-orang tersebut melakukannya? Maka praktek memuji dan bertanya diterapkannya untuk mengetahui rahasia-rahasia keberhasilan tersebut.

Dengan semangat yang besar seperti sekarang ini, akting bagi Winky bukan lagi menjadi sebuah tantangan tapi lebih kepada sebuah kenikmatan. Orgasme, itulah kata yang dia pilih untuk menggambarkan kepercayaan yang diberikan seorang sutradara kepadanya akan peran-peran yang menantang. 

Pemenang Best Crying Scenes MTV Indonesia Movie Award 2004 yang merasa cengeng ini mengaku kalau bermain di sinetron terkadang lebih sulit daripada film apalagi masalah keterbatasan waktu, ”Pernah suatu adegan nangis, karena waktunya mepet, aku nggak bisa kan, terus akhirnya aku nonton semua film yang bisa bikin nangis kayak Life is Beautiful, The Schnider List, sama Pursuit of Happyness. Akhirnya ada scene-scene kayak di Life is Beautiful yang bisa bikin nangis karena hubungannya mirip hubungan aku sama bokap. Kalau di film kan lama tuh waktunya, dan aku bisa nangis kalau denger lagunya Padi yang ”Kasih Tak Sampai”, karena waktu lagu itu keluar pas banget kakek aku meninggal.” (Ind)





0 comment:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites