KUNTUM mawar itu pun kembali tersaput badai
hingga duri-durinya berhamburan, menghujam jantung hatiku
makin kuhela nafas, ia makin merangsek, merajam sukmaku.
Dan ia pun menyerupakan dirinya sebentuk bayang yang berdiri angkuh
di antara masa lalu dan masa mendatang
Aku pun terkulai di atas helai rerumputan liar,
memandangi kerlip bintang yang menampar lembut wajahku
hingga kuyup segalaku oleh rinai embun...
0 comment:
Post a Comment